Saturday, August 13, 2011

Teruna dan Dara

Si Dara : Sudah.. pergi jauh-jauh.

Sang Teruna : Lagi jauh di suruh pergi, lagi dekat hati ke mari.

Si Dara : Hati yang datang tidak diundang, tidak takutkah tempatnya ke longkang?

Sang Teruna : Kalau itu yang tertulis, siapalah hati ini untuk terguris, mata untuk menangis.

Si Dara : Kalau yang tahu hanya putus asa, usah lahir sebagai teruna.

Sang Teruna : Tapi teruna ini tahu batasannya, juga tahu akan kudratnya, sedar mengetuk pintu hati si dara tidak semudah memetik kuntuman bunga.

Si Dara : Si dara juga ingin batas tetap terjaga, kudrat tetap pada hadnya, kerna kehendak hati tak mudah untuk dicerna.

Sang Teruna : Andai begitu berilah ruang untuk teruna mencerna, supaya teruna lebih mengerti akan kehendak si dara yang lebih memahami.

Si Dara : Kehendak hati tak elok dituruti, ikut hati maka mati, ikut rasa maka binasa. Elok kiranya biar masa yang menjawab segalanya.

Sang Teruna : Jika mahu masa menjadi hakam, maka sucikanlah hati dari segala pendam, kalau gusar binasa dek rasa, maka tanyalah dari yang Esa.

Si Dara : Pendamnya hati ada sebabnya, gusarnya rasa memang yang Esa pendengar setia, tapi hingga kini minda dan hati belum sepakat memberi erti, kerna itu si dara akhirnya memilih masa.

Sang Teruna : Maka teruslah setia pada masa, sabar menanti jawapannya, sementara itu kuatkan jiwa, supaya hati si dara tidak terus terluka.

Si Dara : Hati yang luka bukan lagi pilihan tetapi tuntutan, moga masa menjadi ubat, supaya luka tidak melarat.

Sang Teruna : Dan teruna akan terus taat tanpa penat...

1 comment:

  1. dah pandai tukar template, ayat makin berbunge cantik, siap ade lagu romantik...hebatt

    ReplyDelete